#WednesdayThought: Segala Harapan yang Ada-ada Saja

6:32 PM


Merelakan impian, cita-cita, harapan, atau bagaimana pun kamu menyebutnya; tidak pernah mudah. Aku, sudah beberapa kali melewati jalan yang tidak pernah mudah itu. Di persimpangan jalan ini, aku menemuinya lagi. Ternyata rasanya masih sama seperti di persimpangan jalan sebelumnya, hatiku tergores. Pikirku bertanya, "apakah memang ini yang harus kurasakan di setiap persimpangan jalan yang baru?"
Jika iya, aku tak ingin menemui persimpangan jalan di depan.

Mungkin terlihat biasa saja, mungkin terlihat baik-baik saja, mungkin terlihat menjalani aktivitas yang begitu menyenangkan, tapi tak ada yang pernah tahu isi dalam bumi seperti apa jika kalian tidak mengeruknya. Bantal dan guling adalah saksi, bagaimana isi bumiku.
Banyak permukaan bumi lain yang sungguh menggores isi bumiku. Isi bumiku ingin meledak, rasa iri bermunculan.
Sungguh, bersyukurlah kalian wahai bumi lain yang bisa menanam apapun yang kalian inginkan. Di sini, hanya berisi lautan yang tidak bisa ditanami bahkan setangkai bunga matahari.

Kamu bilang aku kurang bersyukur? Mungkin.
Kamu bilang bisa saja ada yang orang yang ingin menjadi sepertiku? Mungkin.
Kamu bilang banyak orang yang tidak lebih beruntung dariku? Mungkin.
Tapi, tidak usah memberi tahuku bagaimana caranya mengikhlaskan suatu mimpi yang terhempas begitu saja. Aku sudah sering melakukannya!
Dan, jika kamu berkata bahwa kamu belum pernah melakukannya; beruntunglah dan janganlah menjadi penasaran.

Di ujung jalan ini, aku harus merasakan sekali lagi; ingin berjalan lurus tapi berbelok ke kiri. Jalan kiri ini memang tak begitu rusak tapi jalan lurus itu terlihat lebih menyenangkan. Entahlah, semoga akan kutemui jalan yang seperti jalan lurus itu. Dan, tak ada lagi persimpangan yang menyakitkan. Aku lelah menemui persimpangan yang menyebalkan itu. Semesta, sudahkah cukup?

You Might Also Like

0 comments

Subscribe