#FridayThought: Berdamai lalu Berbahagia
9:18 PM
Hello, long time no see y'all! Tahun ini sedikit hectic ya jadi agak sulit untuk nulis sesuatu yang panjang. Keresahanku sudah tersalurkan melalui Twitter. Lol, I'm not forgetting you, my blog.
______________________________________________________________________________
Kemarin malem aku open question di Instagram pribadi karena sedang merasa sangat bosan. Terus aku dapat pertanyaan dari someone seperti ini, "Pendapatmu tentang orang di masa lalu yang masih sering gangguin hidupmu?" eh, jadi pengen bahas di blog, berhubung lama ga nulis sesuatu juga. Here is my honest personal thought. No offense at all.
IMHO, the past is the past. Aku termasuk tipe orang yang kalo udah menjadi masa lalu yaudah bersikap bodo amat. Terdengar jahat ya? Bagi aku ya ngga, karena aku sadar kalo masih membekas terus akan jadi bumerang untuk diri sendiri bahkan untuk orang lain. Aku selalu berusaha keras untuk berdamai dengan diri sendiri dulu kemudian sama lingkungan. Alhasil, aku hampir ga pernah teringat sama sesuatu di masa lalu. Semisal keinget pun, sudah ga ada rasa sakit hati. Bahkan setiap ditanya orang, "Apa penyesalan terbesar dalam hidupmu?" aku selalu berpikir keras untuk menjawab. Ga tau sih itu adalah hal baik atau buruk. Aku memang selalu santai dan atau berusaha santai menyikapi suatu hal. Gini, kalo memang ada yang belum selesai di masa lalu, ya segera diselesaikanlah. Kalo ga mau menyelesaikan, ya silakan berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. I have passed a lot of those things too. Promblem didn't solve. I was questioning "why?" everytime. It was really hurt at the beginning. Tapi sekalinya sudah memaafkan kemudian berdamai, ga ada beban sama sekali. That feeling is so relieving I could say. Beberapa hal yang aku sadari adalah: diam adalah jawaban. Tidak semua orang mau menyelesaikan masalah and that's fine. We all have different mind, heart, and condition. Tenang, diam adalah jawaban sementara. Jangan lupakan Tuhan dan semesta yang akan menjawab "kenapa?"-mu pada saat yang tepat. Itulah yang aku sadari setelahnya. I'm not saying you should forget your past. Not at all. Masa lalu adalah masa yang pernah kita lewati, ga mungkin kita akan benar-benar melupakan sesuatu yang pernah membekas di diri atau bahkan di hati kita. Yang jadi masalah adalah kalo membekas, menjadi luka, dendam, kemudian disalurkan dengan cara yang salah. Sekali lagi, berdamai adalah hal penting. Kunci lainnya menurutku adalah menjadi bahagia. I know, it isn't easy at all. Gimana caranya bahagia? Cuma diri kamu sendiri yang tau. Even your parents maybe don't know. You own your happiness. Kalo kamu udah bahagia sama hidupmu sekarang, aku yakin masa lalu bukanlah "gangguan" bahkan sampai terbesit keinginan untuk "mengganggu".Aku berani bilang kalo aku sesering itu kecewa sama keadaan. Banyak banget hal yang aku impikan tapi berlawanan dengan kenyataan yang ada. Sakit? Banget. Sering ngerasa jatuh, nangis tiap hari, tapi lagi-lagi, ya itulah yang bikin aku selalu berdamai dengan diri sendiri. Saking banyaknya kekecewaan yang mampir, jadi lebih cepat berdamai dengan rasa kecewa. Terdengar tragis tapi yasudah, jika Tuhan dan semesta sudah berkehendak, bisa apa kita? Sembari memupuk kepercayaan aja kalo pasti ada hal baik di depan. Aku pengen cerita pengalaman kok terlalu banyak ya? LOL. Baik, aku akan memilih dua cerita. Yang masih lumayan fresh from the oven. Pertama, sewaktu kuliah S1, aku mempunyai mimpi besar untuk langsung kerja di Jakarta. Semua tidak bisa diraih. Ada aja halangannya. Stres ga? YAIYALAH WOY! Hahaha malah ngegas. I was so stressed out. Ya lagi-lagi, aku tidak bisa memaksakan apapun yang ga bisa dipaksakan. Jadi, yaudah; menerima dan pasrah. And yes, I know now. Dua bulan kerja di Jogja, aku sakit asam lambung. Ternyata aku belum sepintar itu mengatur diri sendiri. God is good all the time. Kedua, sudah berapa sakit hati yang aku alami sebelum aku bertemu dengannya sekarang? Sampai ada di titik aku menyerah, bahkan. Sesakit dan sesulit itu untukku membuka dan menutup hati. I'm not that person who is easy to fall in love to be honest. But once I'm in love, yaudah itu aja. Once again, God is good all the time. I'm with someone who I am happy with. Kalo aja aku ga menemukan kegagalan di sebelumnya, belum tentu I'm with him now. Yes, that's the example of mine. I feel so blessed. Aku menyadari ga semua orang bisa berdamai dengan keadaan, kemudian mengganggu yang lain. I am so glad to be able to do that. Di sisi lain, aku juga merasa tidak pernah diganggu ataupun mengganggu apapun yang berkaitan dengan masa laluku. So, I'm so grateful; karena aku selalu berusaha untuk tidak mengganggu dan merepotkan orang lain. Semoga usahaku ini selalu berhasil sampai kapan pun, tentu dengan bantuan Tuhan juga semesta.
0 comments